Mengapa Raja Abrahah Berambisi Meruntuhkan Ka’bah

Kabah adalah pusat kiblat masyarakat muslim di seluruh penjuru dunia hingga saat ini. Namun, tahukah bahwa dalam catatan sejarah, bangunan tersebut dahulu pernah diincar oleh seorang raja keji yang tengah berkuasa?

Dia adalah Abrahah, orang yang mengomando pengepungan ke ka’bah sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa Abrahah berambisi meruntuhkan bangunan suci umat Islam ini:

Alasan Raja Abrahah Berambisi Meruntuhkan Ka’bah

1.Mengalihkan kiblat

Abrahah merasa tidak senang karena kala itu ka’bah dipandang sebagai pusat kiblat bagi komunitas Arab, di mana banyak orang berbondong-bondong ke sini setiap tahunnya. Apalagi, pada waktu bersamaan, raja Habasyah juga mendukung penguasa di Arab dan memiliki hubungan baik dengan mereka.

2. Bentuk persaingan

Rasa tidak senang yang dimiliki Abrahah mendorongnya untuk menciptakan bangunan tandingan bernama Al-Qalis. Bentuknya didesain secara besar-besaran dan teramat megah kala itu dengan harapan mampu mengalihkan perhatian masyarakat dari ka’bah kepada bangunan miliknya. Al-Qalis bahkan memanfaatkan bahan-bahan elit seperti granit serta batu marmer agar tampilannya memukau.

3. Upaya kristenisasi

Raja Abrahah juga memiliki keinginan untuk membuat masyarakat Arab pada masa itu untuk menganut agama Kristen. Keberadaan bangunan Al-Qalis merupakan langkah teknis menarik atensi publik dengan harapan mereka mau beralih keyakinan. Selanjutnya, Abrahah berniat menjadikan Yaman sebagai pusat penyelenggaraan agama Kristen, ini juga sekaligus melandasi rasa tidak senangnya terhadap keberadaan ka’bah.

4. Kampanye politik

Dahulu agama memiliki peranan erat terhadap keberlangsungan politik praktis. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa Abrahah ingin membuat masyarakat Arab memeluk keyakinan yang sama dengannya. Bagaimanapun, bertambahnya jumlah penganut Nasrani akan membuat basis massa Abrahah bertambah besar dan tentunya keadaan ini menguntungkan secara politis.

5. Mengejar keuntungan ekonomi

Dengan meningkatnya pengunjung ke Yaman dan bertambahnya pengikut Nasrani, maka itu akan berdampak positif kepada kejayaan pemerintahan Abrahah. Orang-orang dari berbagai penjuru perlahan mengalihkan pusat perdagangan di Yaman alih-alih Makkah. Hal ini pada imbasnya bisa menambah jumlah kekayaan wilayah kekuasaan Abrahah.

6. Mengubah pusat perdagangan

Masih seputar keinginan Abrahah untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi, langkah paling awal adalah dengan mengubah pusat perdagangan. Pasalnya, saat musim haji tiba Makkah menjadi sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat Arab karena adanya ritual berziarah. Akibat meningkatnya jumlah kunjungan dari waktu ke waktu dan berjalan secara konsisten, itu dipandang sebagai keuntungan besar oleh Abrahah jika dapat menjadikan Yaman sebagai pusat perdagangan yang baru.

7. Murka

Atas segala upayanya untuk mengalihkan atensi masyarakat Arab dari ka’bah, Abrahah sama sekali tidak memperoleh hasil yang berarti. Didorong oleh keinginan untuk berkuasa dan amarah, dia mengajak pasukannya menyerang bangunan peninggalan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut. Namun demikian, kekalahan justru mengikuti langkahnya dan bahkan mereka diabadikan dalam surah Al-Fil.

Tinggalkan komentar