Anda mungkin pernah bertanya-tanya bagaimana merpati pos melakukan perjalanan pulang pergi tanpa memakai GPS?
Di sisi lain, bagaimana pula penyu yang hamil menemukan pantai yang sama tempat mereka dilahirkan beberapa dekade sebelumnya untuk bertelur? Ini bukan sebuah keajaiban, melainkan dipengaruhi oleh adanya indra magnetoresepsi mereka.
Alasan Mengapa Hewan Mampu Mendeteksi Medan Magnet Bumi
1. Temuan magnetoresepsi
Asal usul rasa ini, yang juga ditemukan pada burung, lobster, dan hewan lainnya, serta banyak tanaman, telah lama menghalangi para peneliti.
Namun, sebuah studi dari University of Pennsylvania, Temple University, dan University of Oxford memberikan wawasan baru tentang proses biofisik yang dikenal sebagai mekanisme pasangan radikal. Itu juga mungkin sekaligus menjadi dasar magnetoresepsi berbasis protein.
2. Bekerja dengan mineral genetik
Magnetoresepsi bekerja dengan mineral magnetik, di mana bakteri dan fitoplankton menghasilkan kristal magnetik biologis yang memungkinkan hewan merasakan medan magnet bumi. Para peneliti juga percaya bahwa burung memiliki itu di paruhnya.
3. Bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik
Fenomena induksi elektromagnetik, ini biasanya melibatkan hewan yang peka terhadap muatan listrik, seperti hewan air. Mereka pasalnya memiliki mekanisme seluler atau saraf internal di mana mampu mengubah penerimaan elektro menjadi sensitivitas magnetik.
Dengan kata lain, teori ini juga benar, di samping adanya temuan bahwa magnetoresepsi bekerja berdasarkan mineral genetik. Barangkali, semua menyesuaikan dengan jenis hewannya.
4. Bekerja dengan melibatkan reaksi biokimia
Reaksi biokimia bisa menghasilkan pasangan radikal, ini merupakan molekul terjerat kuantum dengan elektron yang tidak berpasangan.
Protein yang disebut kriptokrom akan membentuk pasangan radikal setelah diaktifkan oleh penyerapan energi. Cryptochromes mungkin memegang kunci untuk memahami asal-usul magnetoreception pada burung, yang memiliki cryptochromes pada mata.
5. Penelitian umum tentang magnetoresepsi buatan
Peneliti umumnya menginduksi sensitivitas magnetik melalui mekanisme pasangan radikal dengan menggunakan protein buatan. Dalam kriptokrom alami dibutuhkan senyawa Flavin dan tiga triptofan, yang merupakan jenis asam amino, untuk membuat magnetosensor.
6. Temua Bialas dan rekan-rekannya
Bialas dan rekan-rekannya menciptakan sensor mirip kriptokrom menggunakan flavin dan triptofan tunggal, menunjukkan kemampuan untuk melakukan lebih banyak magnetoresepsi dengan lebih sedikit material. Protein buatan mereka juga berfungsi pada suhu kamar, sedangkan sebagian besar eksperimen serupa lainnya dilakukan pada suhu kriogenik.
7. Perkembangan penelitian mengenai magnetoresepsi
Sampai saat ini, penelitian terkait magnetoresepsi atau kemampuan hewan mendeteksi medan magnet bumi, senantiasa dikembangkan. Belum ada lagi teori yang mengemukakan asal-usul kemunculan indra ini kecuali apa yang sudah disebutkan sebelumnya.
Dari adanya mineral magnetik, induksi elektro magnetik, hingga reaksi biokimia, semuanya mungkin dialami oleh hewan. Itu menyesuaikan spesies mereka, jadi akan ada perbedaan antara spesies yang satu dengan spesies lainnya. Di masa depan, barangkali ilmuwan akan menemukan penjelasan yang lebih mendalam lagi.