Unsur pembentuk cerita ada tokoh atau penokohan. Di dalam penokohan dibedakan menjadi dua sesuai dengan tingkatannya yaitu tokoh utama dan tokoh pendukung atau tokoh tambahan.
Tokoh utama disebut sebagai primadona yang selalu ada di setiap jalannya cerita, sedangkan tokoh pembantu disebut figuran. Tokoh tersebut biasanya digambarkan dalam cerita menjadi tokoh tambahan karena beberapa alasan berikut.
Alasan Tokoh Tersebut Disebut Tokoh Tambahan
1. Muncul hanya beberapa kali
Tokoh tersebut hanya muncul beberapa kali di dalam cerita. Kehadirannya sangat minor sehingga pembaca pun tidak akan teringat dengan kehadirannya. Kemunculan tokoh tersebut biasanya untuk membantu peran utama. Bisa jadi dalam satu cerita tokoh tersebut hanya muncul satu kali saja.
2. Sebagai pemanis jalannya cerita
Adanya toko tersebut yang menjadi tokoh tambahan berfungsi sebagai pemanis cerita supaya di dalam cerita tidak hanya ada pemain utama, tokoh protagonis dan antagonis saja. Adanya orang lain dalam konflik akan membuat cerita menjadi menarik. Selingan pada cerita ini dibutuhkan untuk menambah daya tarik cerita yang dibuat.
3. Membantu peran utama menyelesaikan konflik
Kehadiran tokoh tersebut dalam cerita biasanya memiliki peran untuk membantu tokoh utama atau justru membantu tokoh antagonis dalam menghalangi tokoh utama. Setelah selesai terlibat dalam konflik, tokoh tersebut akan digantikan dengan kisah cerita dari peran lain. Kehadirannya hanya sebatas satu babak dalam cerita dan tidak akan terlibat dalam keseluruhan cerita.
4. Tidak diberikan nama
Tokoh tersebut menjadi tokoh tambahan karena toko tersebut tidak diberikan nama oleh pengarang. Pengarang hanya akan menuliskan sebutan untuk tokoh tambahan misalnya warga desa, petani, pejalan kaki dll. Tidak adanya nama juga merupakan tanda tokoh tersebut tidak diperjelas karakternya.
5. Terdiri dari banyak orang
Tokoh tersebut tidak spesifik menunjuk pada satu orang atau satu karakter. Tokoh tersebut digambarkan sebagai kumpulan orang yang dilambangkan dengan sebutan. Inilah alasan mengapa tokoh tersebut dikatakan tokoh tambahan. Misalnya warga, pengendara motor, ojek online dan lainnya.
6. Tanpa karakter atau watak yang menonjol
Tokoh dalam cerita memiliki karakter atau watak yang berbeda-beda sesuai dengan alur cerita yang dibuat. Tokoh tersebut tidak diberikan karakter atau watak yang menonjol bahkan spesifik sehingga disebut tokoh tambahan. Misalnya nelayan yang demo, para buruh pabrik, pembeli di pasar dll.
7. Tanpa adanya dialog atau minim dialog
Tokoh tersebut dikatakan sebagai tokoh tambahan dengan ciri tanpa adanya dialog. Jika ada dialog hanya sedikit berfungsi untuk penjelas cerita. Tokoh tersebut berperan untuk membantu tokoh utama sehingga tanpa adanya pun pengarang bisa menggambarkannya dalam tindakan. Contoh warga desa membakar lahan, dalam contoh tersebut warga desa sebagai tokoh tambahan tidak diberikan dialog untuk melakukan aksinya.