Kasih ibu sepanjang masa. Ungkapan itu pasti kerap Anda dengar. Menggambarkan bahwa seorang ibu sangatlah tulus menyayangi anaknya dalam segala kondisi. Di setiap doa selalu di panjatkan untuk kebaikan anak.
Membahas soal ibu, tahukah Anda alasan diperingatinya hari ibu yang bertepatan pada tanggal 22 Desember? Jawaban pertanyaan tersebut akan di simak di bawah ini.
Alasan Tanggal 22 Desember Diperingati Sebagai Hari Ibu
1. Tanggal 22 Desember jadi hari kongres perempuan pertama.
Presiden Soekarno menetapkan hari ibu pada tanggal 22 Desember. Keputusan tersebut di awali dari adanya sebuah kongres perempuan yang pertama di lakukan. Bertepatan pada tanggal tersebut pada tahun 1928.pada kongres di hadiri banyak pahlawan perempuan dari berbagai daerah. Pembahasan utama mengenai perbaikan nasib perempuan di zaman tersebut.
2. Pidato Djami dengan judul iboe.
Pidato Djami atau Organisasi Darmo Laksmi juga memberikan pengaruh mulai adanya hari ibu. Pidato tersebut dengan judul Iboe. Setiap katanya sangat menyentuh pendengar yang hadir. Ada makna kuat yang mana untuk memperjuangkan kesejahteraan perempuan. Pada waktu itu, laki-laki cenderung berpendidikan tinggi, sedangkan perempuan hanya boleh mengurus kebutuhan dapur.
3. Protes terhadap Hari Kartini.
Gelombang protes sempat terjadi setelah presiden Soekarno menetapkan libur nasional untuk memperingati Hari Kartini. Hal itu disebabkan perjuangan pahlawan perempuan tersebut yang hanya di Jepara dan Rembang. Mendengar protes tersebut membuat Presiden lalu mengesahkan pula hari Ibu bertepatan di tanggal 22 Desember.
4. Perjuangan para pahlawan perempuan.
Perjuangan kaum perempuan dalam memperoleh haknya memang sangat luar biasa di jaman kolonial. Perempuan dulu di anggap tidak layak untuk memperoleh banyak hal seperti pendidikan tinggi. Muncul pahlawan perempuan seperti Dewi Sartika, Kartini, serta Rohana Koedoes yang terus berupaya mengupayakan perjuangan hak wanita.
5. Berbagai pahlawan perempuan berkumpul
Banyak hal yang mendasari terbentuknya hari ibu. Pada waktu itu pula berbagai pahlawan perempuan terus berkumpul termasuk pada hari kedua kongres. Pembahasan rapat terkait dengan anak perempuan yanh kerap di kawinkan di usia belia. Kondisi tersebut terbilang memprihatinkan. Perjuangan melawan tradisi itu pun berusaha untuk di hilangkan.
6. Prinsip kesetaraan. perempuan kini hak dan kewajiban yang sama
Prinsip kesetaraan menjadi dasar mulai di bentuknya hari ibu. Dahulu antara perempuan dan laki-laki begitu di bedakan. Kebijakan cenderung lebih menguntungkan laki-laki yang bisa melakukan banyak hal. Misalnya pendidikan tinggi, karir pekerjaan, kebebasan berpendapat, dan lain-lain.
7. Tidak membeda-bedakan tugas dan kewajiban
Stereotip wanita tidak perlu berpendidikan tinggi. Wanita hanya perlu menyiapkan kebutuhan di dapur begitu menggema dahulu. Tugas dan kewajiban seolah ada perbedaan yang menjomplang. Pria lebih di untungkan dalam hak serta kewajiban yang diperoleh. Adanya Hari Ibu menjadi langkah yang kesetaraan terjadi.