Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan

Penjajahan yang dilakukan oleh Negara Belanda terhadap Indonesia berlangsung sangat lama, yaitu selama tiga setengah abad. Di masa-masa itulah penduduk Indonesia hidup dengan menderita. Warga Indonesia banyak yang hidup dengan sangat ironis.

Hal itulah yang akhirnya menyebabkan banyak perlawanan yang dilakukan oleh para pahlawan Indonesia melawan Belanda. Namun, perlawanan-perlawanan tersebut sering kali mengalami kegagalan.

Penyebab Perlawanan Bangsa Indonesia Melawan Belanda Seringkali Gagal?

1. Karena Masih Bersifat Kedaerahan

Perlawanan para pahlawan melawan Belanda seringkali mengalami kegagalan pada zaman dahulu. Hal itu dikarenakan bentuk perjuangan yang dilakukan masih sangat kedaerahan. Semua masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke melakukan perannya masing-masing. Tujuannya yaitu hanya agar Belanda pergi dari tanah nenek moyang mereka.

Seperti contohnya perjuangan yang dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol yang berperang untuk Sumatera Barat, Cut Nyak Dien melakukan perjuangan untuk Aceh, Pangeran Diponegoro yang melakukan perjuangan untuk tanah Jawa, Sultan Hasanuddin untuk Makasar, Pangeran Antasari untuk daerah Kalimantan serta masih banyak lagi pahlawan-pahlawan lain.

2. Perjuangan Bersifat Masing-Masing

Perjuangan yang dilakukan tersebut bersifat masing-masing, sehingga tidak ada persatuan di seluruh Indonesia. Hal itulah yang akhirnya menyebabkan seringkali terjadi kegagalan melawan Belanda yang merupakan pasukan besar dengan armada yang kuat.

3. Persenjataan Belanda yang Modern

Alasan selanjutnya bisa dilihat dari faktor senjata. Belanda memiliki persenjataan modern dan juga canggih. Mereka menggunakan meriam serta senapan mesiu. Sedangkan pahlawan-pahlawan Indonesia masih memakai senjata tradisional. Seperti contohnya tombak, keris, pedang, bambu runcing, tameng serta panah.

Senjata-senjata tradisional tersebut hanya mampu mencapai jarak-jarak tertentu saja. Berbeda dengan senapan yang bisa digunakan bahkan hingga dalam jarak yang cukup jauh. Terlebih lagi meriam yang memiliki daya hancur luar biasa.

4. Belum Mahir Menggunakan Senjata

Sekalipun para pahlawan saat itu akhirnya memiliki senjata, tapi rakyat Indonesia masih belum mahir menggunakan senjata modern tersebut. Senjata-senjata itu didapat dari hasil merampas milik pihak Belanda. Seperti contohnya yang pernah dilakukan oleh Teuku Umar, yang akhirnya menipu Belanda untuk mengambil persenjataan mereka dan berperang agar Belanda pergi dari tanah Aceh.

5. Belanda Menggunakan Taktik Adu Domba

Salah satu taktik yang terkenal digunakan oleh Belanda yaitu taktik adu domba. Disebut juga sebagai politik devide at impera.  Belanda melakukan pengamatan kondisi politik untuk suatu daerah yang ada di Indonesia.

Mereka akan mengamati pihak-pihak yang mana saja tengah bertikai, serta memilih salah satu pihak untuk dijadikan sekutu. Pihak pribumi yang kemudian beraliansi dengan Belanda akan memenangkan pertikaian politik tersebut.

6. Belanda Mengintervensi Kerajaan

Setelah nantinya peperangan di menangkan, akhirnya Belanda akan menuntut balas budi pada mereka yang telah dibantu. Umumnya bayaran yang akan diminta oleh pihak Belanda yaitu berupa uang ganti rugi, serta hak-hak khusus dalam memonopoli perdagangan serta mencampuri urusan di dalam istana.

Ketika Belanda telah masuk dan memiliki pengaruh di dalam istana, otomatis gerak-gerik rakyat akan lebih mudah untuk dipantau. Sehingga dengan begitu pergolakan di kalangan rakyat mampu untuk ditangani dan diminimalisir dengan segera oleh pihak Belanda.

7. Belanda Telah Berpengalaman dalam Perang

Perang yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia tentunya bukan merupakan perang yang besar bagi mereka. Belanda sudah seringkali berperang, khususnya di wilayah Eropa. Dalam perang-perang yang pernah dilakukan, tentunya melibatkan persenjataan yang canggih serta pasukan yang sama-sama kuat. Salah satunya yaitu peperangan Belanda melawan Perancis.

Hal tersebut tentunya akan membuat Belanda memiliki pengalaman yang cukup dalam dunia peperangan. Sehingga ketika harus melawan pemberontakan para pahlawan Indonesia yang masih tradisional, hal itu dirasa bukan sesuatu yang cukup berat bagi mereka.

Baca juga konten terkait di PPPA

  1. Kenapa Ada Surat Dinas Selain Surat Pribadi sebagai Alat Korespondensi
  2. Mengapa Sifat Kerjasama Telah Lama Berakar dalam Budaya Masyarakat Indonesia
  3. Apakah Jepang Tampak Begitu Mudah Memasuki Kepulauan Indonesia Secara Merata
  4. Alasan Malaikat Selalu Taat Kepada Allah Sedangkan Manusia Tidak

Tinggalkan komentar