Good Corporate Governance Menjadi Pelajaran dari Kasus Toshiba  

Good Corporate Governance (GCG) adalah sebuah prinsip perusahaan dalam hal pengelolaan dengan tujuan menciptakan transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas, independence dan juga keadilan. Implementasi dari GCG haruslah baik. Hal ini karena jika keliru dalam mengimplementasikan, maka ini akan menyebabkan masalah besar dalam perusahaan seperti Good Corporate Governance kasus Toshiba.

Anda perlu tahu tentang contoh kasus yang terjadi pada perusahaan Toshiba akibat salah implementasi GCG. Dengan mengetahui kasus tersebut, maka Anda bisa mengambil pelajaran sehingga bisa diterapkan pada perusahaan anda.

Kronologi dan Penyebab  Kasus Toshiba

Di tahun 2015 terjadi sebuah skandal akuntansi di perusahaan Toshiba. Seperti kita tahu bahwa Toshiba merupakan perusahaan teknologi terbesar di Jepang. Perusahaan ini telah memanipulasi laporan keuangan selama 7 tahun mulai dari tahun 2008 sampai 2014.

Perusahaan ini membuat laporan palsu yaitu berisi keuntungan yang lebih tinggi dari kenyataan sehingga menunjukkan perusahaan dalam kondisi sehat padahal tidak demikian. 

Praktik seperti ini tentu saja melibatkan lapisan manajemen mulai dari level yang paling tinggi sampai level operasional. Pemalsuan laporan keuangan ini adalah untuk memenuhi target keuangan tidak realistis.

Setelah laporan tersebut dinyatakan tidak benar tentu ini menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi pemegang saham dan juga karyawan. Akhirnya, petinggi perusahaan ini mengundurkan diri. Ketika reputasi perusahaan tidak baik, tentu akan semakin banyak orang yang tidak percaya lagi pada kredibilitas perusahaan tersebut.

 Faktor Pelanggaran GCG di Toshiba  

Jika Anda pemilik sebuah perusahaan, maka penting untuk mengetahui faktor pelanggaran GCG di Toshiba sehingga bisa mengambil pelajaran dari kasus tersebut. Pelanggaran di perusahaan Toshiba antara lain:

1. Tekanan untuk Mencapai Target Keuangan  

Faktor yang pertama adalah karena perusahaan ini memiliki budaya kerja yang kompetitif dan memiliki target finansial yang tidak realistis. Tentu saja hal ini menyebabkan tekanan besar bagi eksekutif untuk memenuhi ekspektasi investor dan pasar. Hal ini akhirnya menyebabkan perusahaan melakukan manipulasi data. 

2. Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas  

Faktor berikutnya adalah karena kurangnya transparansi pada bagian keuangan. Perusahaan ini tidak memberikan kesempatan untuk dilakukan audit internal yang independen. Kali ini menyebabkan pengawasan internal dan juga eksternal sangat lemah sehingga mudah terjadi pelanggaran. 

3. Budaya Korporasi yang Otoriter  

Perusahaan Toshiba juga memiliki budaya pemimpin yang otoriter sehingga membuat banyak hambatan. Ketika terjadi hambatan pada komunikasi, maka ini bisa menyebabkan pelanggaran semakin parah.

Apabila kita ingin mempertahankan perusahaan agar terus bertahan dalam jangka waktu lama, maka kita harus mengambil pelajaran dari kasus Toshiba tersebut. Good Corporate Governance kasus toshiba, menjadi pelajaran sangat berharga bagi banyak perusahaan. 

Sebuah perusahaan perlu melakukan peningkatan transparansi dan juga melakukan audit internal. Bisa membantu untuk mengetahui potensi pelanggaran sedini mungkin. Juga penting untuk meningkatkan budaya korporasi atau komunikasi terbuka antara pemimpin dan karyawan. 

Apabila terjadi pelanggaran, sebaiknya ada penerapan sanksi tegas. Pemimpin perusahaan harus memegang komitmen dan melakukan perbaikan secara terus-menerus.

Perusahaan yang sudah dibangun dan bertahan sangat lama ternyata akhirnya bisa runtuh juga akibat kekeliruan implementasi GCG. Perlu berhati-hati dan belajar lebih jauh agar tidak mengalami kasus serupa seperti Good Corporate Governance kasus toshiba. 

Jadikan Good Corporate Governance kasus toshiba tersebut menjadi sesuatu yang bisa kita ambil hikmahnya. Pemimpin perusahaan, sebaiknya berusaha untuk memberikan yang terbaik dan menghindari pelanggaran sekecil apapun karena bisa berdampak besar pada perusahaan.

Tinggalkan komentar