129
Langkah kecilnya lincah mendaki jalan menanjak perbukitan Pajangan, Purworejo, lokasi yang pada Ramadhan 2016 silam koyak oleh 11 titik longsor. Dalam imajinasinya, para bocah dan warga yang berbahagia bersama Al-Qur’an pascamusibah pertama sepanjang hidup kampung itu adalah pengalaman yang tidak boleh terlewatkan. Terlebih sang pemilik langkah kecil lincah itu adalah seorang mahasiswi program master di bidang Disaster Mapping di Human Geography Nagoya University Jepang.
Ialah Ika Nur Setiyawati, gadis mungil gemar berpetualang asal Bandung, saat jeda musim dingin di Jepang menyempatkan kembali ke Indonesia dan mengunjungi, melihat, serta bercengkrama bersama warga Kampung Qur’an di Purworejo dan Merapi pada 7-8 Februari 2019 lalu yang menjadi wilayah binaan PPPA Daarul Qur’an setelah musibah beberapa tahun lalu.
Di Kampung Qur’an Rukem, Purworejo, Ika berinteraksi langsung dengan warga dan anak-anak yang juga menjadi santri Qur’an di Mushola Miftahul Huda, satu langgar di kampung yang menjadi pusat aktivitas sosial kemasyarakatan dan dakwah Islam setelah longsor.
Pesat perubahan dan beragam program selama masa pendampingan PPPA Daarul Qur’an melalui program Kampung Qur’an di Purworejo menghenyak kesadaran Ika. Jepang, negara yang fokus pada aktivitas mitigasi bencana, memang cepat dalam me-recovery lokasi bencana, namun apa yang dilakukan PPPA Daarul Qur’an sangat berbeda menurutnya.
Melalui Kampung Qur’an, PPPA Daarul Qur’an serius mengikhtiarkan mendampingi masyarakat korban terdampak di bidang psikologis, pendidikan, dakwah, bahkan sampai mengembangkan dan meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program-program bisnis sosial yang dikelola bersama di bawah takmir mushola.
Ika pun berkunjung ke salah satu lokasi pembudidayaan ratusan kambing yang dikelola mandiri oleh para warga Kampung Qur’an Rukem, Purworejo. Kehendak kuat warga dan jamaah Mushola Miftahul Huda adalah kekuatan positif untuk memberikan contoh model pemberdayaan di wilayah pascabencana.
Hingga menjelang Ashar, Mushola Miftahul Huda telah ramai puluhan santri bersiap mengaji, kebiasaan dua tahun terakhir hingga para santri telah menghafal 1-2 juz Al-Qur’an. Selesai sholat, para santri berkumpul, duduk rapi melingkari ruangan mushola 4x4 meter, menunggu janji Ustaz Dafi, dai pendamping PPPA Daarul Qur’an yang sedari 2016 setia menemani hari-hari warga, untuk dikenalkan pada Ika.
Di tengah para santri juga dalam sesi berbagi pengalamannya di acara diskusi “Disaster/Risk Mapping dan Recovery Komunitas Paska Bencana” di Grha Tahfidz 2 Daarul Qur’an Yogyakarta bersama tim SedekahOnline.com, Ika berkisah. Tahun-tahun pertamanya di Jepang penuh ucap sholawat dan pembuktian bahwa Allah SWT juga ada di Jepang. Beda kebudayaan dan hukum sosial antara Indonesia dan Jepang memberi kesempatan Ika untuk belajar “menemukan Allah SWT” dengan sholawat dan sedekah. Pekerjaan dari pemberi makan anjing peliharaan, buruh cuci piring restoran, hingga kini dapat belajar di Nagoya dan pemandu wisata digelutinya selama di Jepang.
Melihat Kampung Qur’an Rukem dengan segala aktivitas rehabilitasi dan pendampingan PPPA Daarul Qur’an, ada takzim yang membuka mata Ika yang selama ini belajar kebencanaan di Jepang, antara Nigata hingga Nagoya yang berfokus pada mitigasi atau upaya-upaya preventif negara dan masyarakat Jepang. Juga pada kunjungannya di Kampung Qur’an Merapi, Kampung Qur’an pertama yang dirintis PPPA Daarul Qur’an setelah letusan Merapi 2010 silam.
Luka mendalam akibat debu panas Merapi meratakan rumah sekaligus kehidupan warga Kampung Kalitengah Kidul, Cangkringan, Sleman. Sekitar 80-an rumah semi permanen, saung Qur’an, dan aula dibangun kembali oleh PPPA Daarul Qur’an bersama seluruh warga yang setia bersama Merapi. Hingga kini, Kampung Qur’an Merapi terus berbenah dan mengalunkan Al-Qur’an bersama para anak-anak kampung, Mbah Joyo, Mbak Jumini, dan Mbak Wati. Juga tentang hafalan Al-Qur’an para santri di dua Kampung Qur’an, Ika pun memberikan semangat.
“Jika dengan sholawat dan keyakinan saja saya bisa bertahan dan belajar di Jepang, apalagi santri-santri semua yang punya hafalan Al-Qur’an, insyaallah berkah untuk kita semua,” tuturnya. Takzim Ika juga pada kekuatan Al-Qur’an yang membangkitkan semangat warga di wilayah paska bencana yang terus bergerak dan bertumbuh. Keyakinan dan pegang teguh agama menjadi narasi berbeda antara Kampung Qur’an dengan Jepang yang meminggirkan fungsi agama sejak 1950-an.
Dua hari berkunjung di dua lokasi Kampung Qur’an, antara Jepang, Merapi, dan Purworejo, Ika berpesan, “Stigma disaster dalam pikiran saya berubah. Karena recovery pascabencana bukan pendidikan saja yang penting, melainkan recovery spiritual juga penting dimana kawan-kawan PPPA Daarul Qur’an sedang lakukan beberapa tahun terakhir. Dan semoga apa yang dilakukan PPPA Daarul Qur’an dalam me-recovery masyarakat paska bencana dapat ditiru oleh dunia.” Aamiin.
Salam,
Maulana Kurnia Putra
Manajer Komunikasi dan Program
SedekahOnline.com PPPA Daarul Qur’an
Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157
Fax. +6221 7344 4858
SMS/WA Center +62 817 019 8828
eMail Center layanan@daqu.or.id
Call Center +6221 7345 3000